PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK : DOBEREINER-MODERN

12 Okt 2014

| | |

Kali ini saya ingin share tentang materi pelajaran SMA setelah vakum dari blog kira-kira 9 bulan lamanya :D Maklum, kemarin sibuk UN dan sekarang sibuk beradaptasi dengan lingkungan SMA. Materi ini enggak susah-susah banget kok, isinya berupa teori-teori tentang perkembangan tabel periodik dari zaman dulu hingga
saat ini. Hem, baiklah kayaknya basa basinya udah cukup.
Selamat membaca ^^
Pada mulanya, unsur hanya dibedakan menjadi dua golongan, yaitu logam dan bukan logam (nonlogam). Hal itu dilakukan karena unsur-unsur yang sudah ditemukan pada saat itu berupa logam. Kemudian unsur mulai dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu logambukan logam, dan menyerupai logam (semi logam).
Seiring berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan bertambahnya jumlah unsur yang ditemukan maka berbagai upaya telah dilakukan untuk mengelompokkan unsur-unsur tersebut dalam kelompok-kelompok tertentu. Banyak ahli menyusun periodik unsur. Berikut ini beberapa tabel periodik unsur yang terkenal.
a.      Tabel Perioik Dobereiner
Pada tahun 1829, Johann W. Dobereiner mencoba menyusun penggolongan unsur berdasarkan kenaikan massa atom. Hal itu dilakukan karena Dobereiner yakin bahwa ada hubungan antara massa atom dan sifatnya. Keyakinan itu diilhami oleh teori atom Dalton. Menurut Dalton, massa atom merupakan sifat unsur yang membedakan dengan unsur lain. Untuk itu, dia menyusun kelompok unsur-unsur yang sifatnya mirip berdasarkan kenaikan massa. Tiap kelompok yang disusun itu terdiri atas tiga unsur. Oleh karena itu, susunan atom yang disusun oleh Dobereiner disebut hukum Triade.
Prinsip hukum Triade adalah jika tiga atom yang memiliki sifat mirip disusun berdasarkan kenaikan massa atom, massa unsur yang kedua selalu mendekati rata-rata massa atom yang pertama dan ketiga. Namun, walaupun Hukum Triade bisa diterapkan, namun bagi beberapa unsur, hukum Triade tidak berlaku.
Contoh unsur yang berlaku hukum Triade:
Pada Triade  ; Li7 Na23, dan K39 dijumpai  .Ar Na = (7+39)/2 = 23.
Contoh Triade yang lain adalah: Cl17, Br35, I53 ; Ca20, Sr38, Ba56 ; S16, Se34, Te52 dan Mn25, Fe26, Co27.

b.      Tabel Periodik John Newlands
Setelah hukum triade dipublikasikan, John Newlands  mencoba mencari hubungan antara sifat unsur dan nomor massa dengan cara yang lain. Untuk itu, dia menderetkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor massanya. Ternyata, unsur yang berselisih delapan memiliki sifat yang mirip. Newlands membandingkan “oktaf” kimia ini dengan oktaf music. Oleh karena itu, deret itu dinamakan hukum Oktaf.Perhatikan daftar oktaf Newlands pada tabel berikut.

No.
No.
No.
No.
No.
No.
No.
No.
H             1
F             8
Cl          15
Co&Ni 22
Br         29
Pd        36
I            43
Pt&Ir   50
Li            2  
Na          9
K           16
Cu        23
Rb        30
Ag        37
Cs         44
Os        51
Be           3
Mg       10
Ca         17
Zn        24
Sr         31
Cd        38
Ba&V   45
Hg        52
B             4
Al         11
Cr         18
Y          25
Ce&La 32
U          39
Ta         46
Tl         53
C             5
Si         12
Ti          19
In         26
Zr         33
Sn        40
W         47
Pb        54
N            6
P          13
Mn       20
As        27
Bi&Mo 34
Sb        41
Nb        48
Bi         55
O            7
S          14
Fe         21
Se        28
Rh&Ru 35
Te        42
Au        49
Th        56

Pada waktu hukum Oktaf disusun, gas mulia belum ditemukan. Dalam perkembangan selanjutnya, diketahui hukum oktaf tidak berlaku untuk semua unsur. Hukum oktaf hanya berlaku untuk unsur bermassa rendah.

c.       Tabel Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleev (berkebangsaan Rusia) menyusun suatu daftar yang terdiri atas 65 unsur yang sudah dikenal pada masa itu. Mendeleev menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relative dan sifat-sifatnya. Mendeleev membuat tabel unsur-unsur yang disusun secara berkala (periodik). Akibatnya, tabel itu sidebut tabel berkala unsur-unsur atau tabel periodik unsur.Menurut tabel periodik Mendeleev, unsur-unsur disusun dalam 8 kolom tegak yang menyatakan golongan dan 12 baris mendatar yang menyatakan periode. Dari kiri ke kanan dalam satu baris, unsur-unsur disusun berdasarkan nomor massa. Dalam satu golongan, unsur dari atas ke bawah disusun berdasarkan kemiripan sifat kimia dan sifat fisik. Tabel priodik Mendeleev disebut juga tabel periodik pendek.
Mendeleev mengosongkan beberapa unsur yang belum ditemukan, yang memiliki massa atom 44, 68, 72, dan 100. Mendeleev juga meramalkan sifat-sifat unsur yang sengaja dikososngkan itu. Misalnya, unsur yang memiliki massa atom 72 diletakkan segolongan dengan silikon. Mendeleev menamakan unsur itu eka-silikon. Setelah germanium ditemukan, ternyata sifatnya mirip dengan sifat-sifat eka-silikon yang diramalkan Mendeleev. Perhatikan sifat-sifat germanium dan sifat-sifat yang diramalkan oleh Mendeleev berikut ini.

Sifat

Eka-Silikon (1871)
Germanium (1886)
 Bobot atom
Kerapatan, g/
Warna
Kerapatan oksida, g/
Titik didih klorida
Kerapaan klorida, g/

72
5,5
Kelabu kotor
EsO2 : 4,7
72,6
5,47
Kelabu keputihan
GeO2 : 4, 703
GeCl4 : 86 C
GeCl4 : 1,887
EsCl4 : dibawah 100 ◦C

EsCl4: 1,9

Tabel periodik unsur Mendeleev yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom memiliki kelemahan. Pada saat penyusunan tabel periodik tersebut, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan. Ketika gas mulia satu per satu ditemukan, para ahli menemukan sifat gas mulia terletak di antara halogen (golongan 7) dan logam alkali (golongan 1). Gas mulia (dinamakan golongan 0) diletakkan di sebelah kanan tabel periodik. Salah satu gas mulia, Argon (Ar) ternyata memiliki massa atom relative lebih besar dari pada Kalium (At Ar = 40; K=39). Peletakan kalium dalam golongan alkali lebih didasarkan pada kemiripan sifat kimianya daripada kenaikan massa atom relatifnya. Contoh lain penyimpangan ini adalah posisi telurium dan iodin. Massa atom relativ meletakkan telurium di bawah bromin dan meletakkan iodin di bawah sulfur dan selenium. Akan tetapi, berdasarkan sifat kimianya, kedua unsur tersebut diletakkan pada posisi sebaliknya.
Dibandingkan para ahli sebelumnya, Mendeleev memiliki keunggulan sebagai berikut:
-          Keyakinan akan ramalannya mengenai unsur yang belum ditemukan.
-          Ketegasannya memperbaiki massa atom yang dianggap tidak tepat.
Mendeleev melakukan pembetulan massa atom yang sudah disepakati sebelumnya. Misalnya, indium yang diduga membentuk oksida InO di alam disepakati bermassa atom 76. Kesepakatan itu dilakukan berdasarkan persentase indium dalam oksidanya sebesar 82,5%. Mendeleev mengajukan bahwa indium membentuk oksida In2O3 sehingga massa atomnya 113 dan terletak di antara kadmium dan timah. Ramalan Mendeleev itu ternyata benar. Indium bermassa atom 114,8 (hampir sama dengan 113) dan penempatannya dalam tabel periodik benar. Unsur lain yang dibetulkan nomor massanya adalah berilium (dari 13,5 menjadi 9) dan uranium (dari 120 menjadi 240).
-          Dengan ditemukannya unsur-unsur gas mulia, tabel periodik Mendeleev tidak banyak mengalami perubahan. 

d.      Tabel Periodik Modern
Tabel periodik modern dikembangkan sesuai dengan gagasan Mendeleev. Bedanya, tabel periodik Mendeleev disusun berdasarkan massa atom, sedangkan tabel periodik modern disusun berdasarkan nomor atom. Bentuk tabel periodik modern yang paling banyak digunakan adalah tabel periodik bentuk panjang yang mula-mula dikenalkan oleh Julius Thomson pada tahun 1895. Pada tahun 1914, Henry Moseley dapat menjelaskan kebalikan urutan yang dilakukan oleh Mendeleev. Dengan percobaan difraksi sinar-X, diperoleh perubahan yang teratur dari energi sinar-X dengan nomor atom bahan antikatode. Berdasarkan kenyataan itu, tabel periodik unsur Mendeleev disempurnakan menjadi tabel periodik modern yang merupakan fungsi berkala dari nomor atom. Tabel periodik ini disahkan penggunaanya oleh The International Union of Pure and Applied Chemists (IUPAC) pada tahun 1923.
Tabel periodik ini terdiri atas 2 lajur, yaitu lajur vertikal yang disebut golongan dan lajur horizontal yang disebut periode. Periode pertama dari tabel modern terdiri atas dua unsur, yaitu hidrogen dan helium. Kemudian, diikuti oleh periode kedua dan ketiga yang masing-masing terdiri atas 8 unsur, yaitu dari litium hingga neon dan natriuum hingga argon. Periode keempat dan kelima masing-masing terdiri atas 18 unsur, yaitu dari kalium hingga kripton dan rubidium hingga xenon. Periode keenam merupakan periode panjang yang terdiri atas 32 unsur. Agar periode ini dapat diletakkan dalam periode yang panjangnya 18 unsur, 14 unsur diantaranya ditempatkan di bawah tabel.(Deretan 14 unsur dimulai dari serium (Z = 58) hingga lutetium (Z = 71) dan dinamakan deret lantanida. Periode ketujuh atau terakhir belum lengkap, tetapi diduga akan berbentuk panjang. Sebagaimana periode keenam, periode ketujuh juga meletakkan empat belas unsur di bawah tabel utama. Empat belas unsur tersebut dinamakan deret aktinida.
Golongan dibedakan atas golongan A (golongan utama), golongan B (golongan transisi), dan golongan transisi dalam. Golongan A terdiri atas golonga IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Golongan B terletak di antara golongan IIA dan IIIA. Oleh karena itu, urutan golongan dalam satu baris adalah IA, IIA, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, IB, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Golongan VIIIA kadang-kadang disebut golongan nol. Golongan transisi dalam terdiri atas lantanida dan aktinida. Dalam tabel periodik unsur, beberapa golongan diberi nama khusus. Misalnya, golongan IA (kecuali H) disebut alkali  karena banyak ditemukan dalam abu pembakaran tanaman, golongan IIA didisebut alkali tanah  karena banyak terdapat dalam tanah, golongan VIIA disebut halogen karena membentuk garam, dan golongan VIIIA disebut gas mulia karena sukar bereaksi dengan unsur lain.
Nah, di atas udah dijelasin bagaimana perkembangan tabel periodik unsur dari zaman dulu hingga masa kini. So, kalo ada pertanyaan, kritik atau saran silahkan tulis di kolom komentar yah kawan-kawan. Trimakasih ^^

0 komentar:

Posting Komentar